Hubungan Tingkat Pendidikan dan Usia Ibu dengan Kelengkapan Kunjungan Postnatal Care di Rumah Bersalin Bhakti Ibu Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus
KELASDASAR.COM - Derajat kesehatan suatu bangsa dapat dilihat pada angka kematian dan kesakitan. Indikator yang digunakan untuk menilai derajat kesehatan suatu negara salah satunya adalah angka kematian maternal.
Pada tahun 2008 setiap satu menit di dunia seorang ibu meninggal dunia, dengan demikian dalam satu tahun ada sekitar 600.000 orang ibu meninggal sia-sia saat melahirkan.
Sedangkan di Indonesia dalam satu jam terdapat dua orang ibu meninggal karena komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas (Manuaba, 2010).
Hampir semua wilayah di Indonesia masih mengalami kesulitan dalam menurunkan angka kematian ibu termasuk Propinsi Lampung.
Hampir semua wilayah di Indonesia masih mengalami kesulitan dalam menurunkan angka kematian ibu termasuk Propinsi Lampung.
Kematian ibu di Propinsi Lampung pada tahun 2009 yang mencapai angka 138 dari 164.388 kelahiran, sedangkan angka kematian bayi mencapai angka 135/100.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan di masa nifas yang berlangsung selama kira-kira 6 minggu sampai 8 minggu. Dimana selama waktu tersebut pada ibu nifas seringkali terjadi masalah tanda bahaya masa nifas.
Hal ini sangat penting dan perlu untuk di ketahui oleh ibu nifas, karena dengan diketahuinya tanda bahaya masa nifas tersebut, bila terjadi kelainan dapat segera terdeteksi secara dini (Dinkes Lampung, 2010).
Hasil studi pendahuluan di Rumah Bersalin Bhakti Ibu Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus pada tanggal 15 Juli 2013, didapatkan data selama tahun 2012 terdapat 188 persalinan dengan kunjungan neonatus KN1 179 orang (95,21%) dan kunjungan KN2 163 orang (86,70%).
Untuk periode bulan Januari sampai Juni 2013 telah tercatat sebanyak 93 persalinan. Dari jumlah persalian tersebut terdapat 8 persalian atau sebesar 8,60% dengan kasus resiko tinggi dan dua diantaranya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Agung Kabupaten Tanggamus.
Sehingga jumlah persalinan normal yang dapat ditangani di rumah bersalin tersebut sebanyak 91 persalinan normal dengan jumlah kunjungan neonatus KN1 sebanyak 87 orang (93,55%) dan kunjungan neonatus KN2 sebanyak 82 orang (88,17%). Rata-rata hari perawatan paskapersalinan antara dua sampai tiga hari.
Dari data yang ada, banyak ibu nifas yang tidak kembali memeriksakan ibu dan bayi di rumah bersalin tersebut dan dari 91 ibu nifas hanya 42 orang atau sebesar (46,15%) yang datang secara teratur untuk melakukan perawatan masa nifas sampai dengan kunjungan ibu nifas ke-empat ibu nifas tersebut melakukan kunjungan nifas secara lengkap (RB Bhakti Ibu, 2013).
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik, dikarenakan setiap variabel dalam penelitian ini baik variabel independen maupun variabel dependen akan digambarkan secara univariat atau analisis univariat serta akan diketahui hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen melalui analisis bivariat.
Distribusi frekuensi kunjungan postnatal care didapatkan hasil terbanyak pada kunjungan postnatal care tidak lengkap (53,83%). Distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu didapatkan hasil terbanyak pada tingkat pendidikan rendah (60,44%).Distribusi frekuensi usia ibu didapatkan hasilyang terbanyak pada usia yang tidak berisiko (78,02%).
Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu nifas dengan kelengkapan kunjungan postnatal care dengan nilai p value 0,036 dan terdapat hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan kelengkapan kunjungan postnatal care dengan nilai p value 0,030.
Rumah Bersalin Bhakti Ibu sebaiknya dapat meningkatkan sosialisasi tentang masa nifas kepada masyarakat khususnya ibu hamil dan wanita usia subur. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara penyuluhan secara individu, keluarga atau kelompok melaui berbagai media.
Rumah Bersalin Bhakti Ibu sebaiknya lebih meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu sebagai upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap fasilitas dan petugas kesehatan.
Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Usia Ibu, Kunjungan Postnatal Care
Kepustakaan : 17 (2002 - 2011)
Penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan di masa nifas yang berlangsung selama kira-kira 6 minggu sampai 8 minggu. Dimana selama waktu tersebut pada ibu nifas seringkali terjadi masalah tanda bahaya masa nifas.
Hal ini sangat penting dan perlu untuk di ketahui oleh ibu nifas, karena dengan diketahuinya tanda bahaya masa nifas tersebut, bila terjadi kelainan dapat segera terdeteksi secara dini (Dinkes Lampung, 2010).
Hasil studi pendahuluan di Rumah Bersalin Bhakti Ibu Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus pada tanggal 15 Juli 2013, didapatkan data selama tahun 2012 terdapat 188 persalinan dengan kunjungan neonatus KN1 179 orang (95,21%) dan kunjungan KN2 163 orang (86,70%).
Untuk periode bulan Januari sampai Juni 2013 telah tercatat sebanyak 93 persalinan. Dari jumlah persalian tersebut terdapat 8 persalian atau sebesar 8,60% dengan kasus resiko tinggi dan dua diantaranya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Agung Kabupaten Tanggamus.
Sehingga jumlah persalinan normal yang dapat ditangani di rumah bersalin tersebut sebanyak 91 persalinan normal dengan jumlah kunjungan neonatus KN1 sebanyak 87 orang (93,55%) dan kunjungan neonatus KN2 sebanyak 82 orang (88,17%). Rata-rata hari perawatan paskapersalinan antara dua sampai tiga hari.
Dari data yang ada, banyak ibu nifas yang tidak kembali memeriksakan ibu dan bayi di rumah bersalin tersebut dan dari 91 ibu nifas hanya 42 orang atau sebesar (46,15%) yang datang secara teratur untuk melakukan perawatan masa nifas sampai dengan kunjungan ibu nifas ke-empat ibu nifas tersebut melakukan kunjungan nifas secara lengkap (RB Bhakti Ibu, 2013).
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik, dikarenakan setiap variabel dalam penelitian ini baik variabel independen maupun variabel dependen akan digambarkan secara univariat atau analisis univariat serta akan diketahui hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen melalui analisis bivariat.
Distribusi frekuensi kunjungan postnatal care didapatkan hasil terbanyak pada kunjungan postnatal care tidak lengkap (53,83%). Distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu didapatkan hasil terbanyak pada tingkat pendidikan rendah (60,44%).Distribusi frekuensi usia ibu didapatkan hasilyang terbanyak pada usia yang tidak berisiko (78,02%).
Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu nifas dengan kelengkapan kunjungan postnatal care dengan nilai p value 0,036 dan terdapat hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan kelengkapan kunjungan postnatal care dengan nilai p value 0,030.
Rumah Bersalin Bhakti Ibu sebaiknya dapat meningkatkan sosialisasi tentang masa nifas kepada masyarakat khususnya ibu hamil dan wanita usia subur. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara penyuluhan secara individu, keluarga atau kelompok melaui berbagai media.
Rumah Bersalin Bhakti Ibu sebaiknya lebih meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu sebagai upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap fasilitas dan petugas kesehatan.
Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Usia Ibu, Kunjungan Postnatal Care
Kepustakaan : 17 (2002 - 2011)
Peneliti : Nurbaiti
Post a Comment for "Hubungan Tingkat Pendidikan dan Usia Ibu dengan Kelengkapan Kunjungan Postnatal Care di Rumah Bersalin Bhakti Ibu Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus"
Kami Selalu memberikan Informasi yang Terbaik, silahkan Berkomentar dengan Baik dan Sopan sesuai dengan isi Konten.
Kami tidak menerima komentar yang melanggar kebijakan komunitas dan melanggar hukum.